PENTAS DRAMA TARI ADEGING SALATIGA

Bertempat di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Badan Penghubung Jawa Tengah bersama dengan Pemerintah Kota Salatiga melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga menggelar pentas drama tari “Adeging Salatiga” yang dipentaskan oleh Sanggar Tari Brahmastra dan Mahasiswa/i UIN Salatiga. Hadir dalam kegiatan Pj. Wali Kota Salatiga, unsur Badan Penghubung Jawa Tengah, Ketua PAWARSA, Segenap Kepala OPD atau yang mewakili, serta tamu undangan lainnya.
Pentas dibuka dengan penampilan tari dari Sanggar Brahmastra kemudian dilanjutnkan dengan pentas drama tari “Adeging Salatiga” yang bercerita tentang berdirinya Kota Salatiga. Mengangkat kisah Ki Ageng Pandanaran sebagai Bupati Semarang yang sering mengambil harta rakyat dan membeli dagangan rakyat dengan harga yang murah.
Dikisahkan suatu hari Ki Ageng Pandanaran bertemu dengan seorang pencari rumput dan membeli dagangannya. Sesampainya di rumah Ki Ageng Pandanaran kaget mendapati uang yang yang digunakan untuk membeli rumput tadi terselip di dalam tumpukan rumput tersebut, hal ini membuatnya marah dan dia kembali menemui penjual rumput tadi. Setelah bertemu, Ki Ageng Pandanaran marah kepada penjual rumput tersebut. Ternyata penjual rumput adalah Sunan Kalijaga dan membuat ki Ageng Pandanaran kaget dan meminta maaf. Sunan Kalijaga memaafkan asal harus ada persyaratan yang harus dipenuhi yaitu Ki Ageng Pandanaran harus mengembara tanpa membawa harta sepeser pun.
Setelah berangkat mengembara Nyi Ageng Pandanaran pun ikut serta menyusul Ki Ageng Pandanaran dan membawa perhiasannya yang disimpan di dalam bambu kuning padahal sudah dilarang oleh Ki Ageng Pandanaran. Dalam perjalanan Nyi Ageng Pandanaran dirampok oleh 2 orang dan semua harta benda yang ia bawa diambil. Setelah bertemu Ki Ageng Pandaranan, istrinya menceritakan hal tersebut. Kemudian Ki Angeng Pandanaran memberi nama tempat tersebut dengan nama Salah Tiga, karena ada 3 orang yang salah yaitu Nyi Ageng Pandaranan dan 2 perampok tersebut.